BANJARMASIN, SAWIT INDONESIA – Sebagai upaya meningkatkan kapasitas dan kapabilitas para petani sawit dalam mengembangkan usahanya, APKASINDO (Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) menghadirkan Workshop & Exhibition dengan mengusung tema “Meningkatkan Kapasitas dan Kapabilitas Koperasi untuk Mendorong Kreatifitas Sektor UKMK Guna Meningkatkan Kemandirian Ekonomi Petani Kelapa Sawit”, selama 3 hari (25–27 Oktober 2022), di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Acara diikuti para anggota dan pengurus dari DPD, DPW dan DPP APKASINDO, dan dihadiri Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor; Kepala Bidang Perkebunan dan Peternakan Kalimantan Selatan, Lisa Suryati, dan tamu undangan lainnya yang jumlahnya lebih dari 100 orang.
Acara yang diadakan APKASINDO bekerjasama dengan sawitsetara.net, Koperasi Konsumen Sawit Setara Indonesia, Kemkop UKM dan mendapat dukungan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), secara resmi dibuka oleh Gubernur Kalimantan Selatan, Dr.(HC) H. Sahbirin, S.Sos Noor. Acara ini sekaligus untuk merayakan ulang tahun Koperasi Konsumen Sawit Setara Indonesia ke-1, yang sama-sama di bawah naungan APKASINDO.
Sahbirin Noor mengutarakan pihaknya menyambut baik gelaran acara yang diperuntukkan petani sawit. Mengingat, saat ini dan di masa akan datang perkebunan sebagai salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dan strategis dalam pembangunan nasional.
“Perkebunan kelapa sawit punya peran dalam peningkatan pendapatan, penyerapan tenaga kerja, penerimaan devisa Produk Domestik Bruto (PDB), penyediaan bahan baku industri, pusat pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan,” ujarnya saat memberi sambutan, pada Rabu (25 Oktober 2022).
“Percepatan pembangunan dan pengembangan pada sub sektor perkebunan kelapa sawit dan peternakan penting untuk kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, peran serta semua pihak yang terkait dengan pengembangan perkebunan dan peternakan sangat diperlukan,” imbuh Syahbirin.
Selain mendukung sektor perkebunan untuk berkembang dan berperan dalam perekonomian, pemerintah provinsi Kalimantan Selatan juga secara terbuka membangun akses terhadap informasi pendanaan pasar, dan investasi bagi pekebun untuk meningkatkan industri hilirisasi kelapa sawit. Sehingga hasilnya tidak hanya terbatas pada CPO dan turunannya, serta membangun sinkronisasi dan koordinasi lintas lembaga/sektor untuk pembangunan daerah yang optimal.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Koperasi Konsumen Sawit Setara Indonesia, H.Suher mengatakan terkait dengan meningkatkan kemandirian ekonomi petani sawit, pihaknya sudah mampu membuktikan mengembangan usaha.
“Di antaranya dengan memiliki unit usaha distributor minyak goreng curah, penyewaan alat berat, produksi bibit sawit, konsultan pe,metaan lahan, produksi pupuk non subsidi, Minyak Makan Merah, Hand Sanitizer dan distributor kecambah sawit (Dami Mas),” ucapnya.
Sebagai informasi, Koperasi Konsumen Sawit Setara Indonesia yang didirikan pada 25 Oktober tahun lalu saat ini beranggotakan 197 orang, berkantor di Pekanbaru, Provinsi Riau.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal APKASINDO, Dr. Rino Afrino, ST, MT, C.APO mengatakan DPP APKASINDO sebagai organisasi petani kelapa sawit terbesar di Indonesia menjadi jembatan kepentingan petani kelapa sawit untuk mendapatkan kesejahteraan. Maka kami mendorong terbentuknya kelembagaan pekebun yang inklusif dan mampu berdaya saing.
“Oleh karena itu, kami mengadakan acara ini (workshop dan Exhibitions) di Kalimantan Selatan ada kelembagaan pekebun yang sudah naik kelas yaitu Koperasi Sawit Makmur yang memiliki pabrik kelapa sawit, yang sahamnya kira-kira 30% milik petani. Capaian ini menjadi semangat untuk kita semua. Bahkan, koperasi ini sudah menjual berbagai produk dari sawit mulai dari CPO dan cangkang,” ujarnya.
Lebih lanjut, Rino mengatakan besok (Kamis), kita akan berkunjung ke lokasi (pabrik kelapa sawit) milik Koperasi Sawit Makmur yang sudah berjalan satu tahun ini.
“Kita juga berharap dengan kunjungan akan mendapatkan pelajaran sehingga kelembagaan petani sawit sudah mulai berpikir untuk mendirikan industri pengolahan dan hilirisasi,” kata Rino.