JAYAPURA, SAWIT INDONESIA – Peranan petani sawit di Papua perlu ditingkatkan karena masih minim dibandingkan daerah sentra provinsi sawit lainnya. Kendati, jumlah perusahaan sawit yang beroperasi cukup banyak. Hadirnya kepengurusan baru DPW APKASINDO Papua diharapkan dapat mendampingi petani untuk peningkatan kesejahteraan dan produktivitas rakyat.
Kepengurusan DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Papua yang dipimpin Pdt Albert Yoku telah dikukuhkan oleh Ketua Umum DPP APKASINDO yang diwakili oleh Rino Afrino, ST, MM (Sekjen DPP APKASINDO) di Jayapura, Kamis (4 Desember 2020). Hadir dalam acara ini yaitu Elsye Penina Rumbekwan Staf Ahli Gubernur Papua Bidang Kemasyarakatan Sumber Daya Manusia, Wakil Bupati Jayapura, Mayjen TNI (Purn) Erro Kusnara (Dewan Pembina), Dr. Tri Chandra (Dewan Pakar).
Dalam sambutannya, Albert Yoku mengharapkan bimbingan dan arahan dari DPP APKASINDO dalam upaya menggerakkan roda organisasi. Tugas utama APKASINDO di Papua adalah memberikan perhatian serius kepada petani sawit terutama meningkatkan kesejahteraan petani baik masalah sosial maupun lahan. “Serta memberikan pendampingan untuk tingkatkan taraf hidup petani.
“Harapan kami diberikan bimbingan dan petunjuk dr DPP untuk menjalankan roda DPW Papua. Kami titikberatkan program strategis di kesempantan ini. Pertama, butuh pendampingan melalui wadah koperasi untuk percepatan program peremajaan sawit rakyat PSR. Kedua, akan diselenggarakan kegiatan seperti lahan pembibitan di Papua serta perlunya tindakan menolong ekonomi petani sawit melalui kegiatan kuliner dari hasil turunan sawit,” ujarnya.
Ketiga, dikatakan Albert, pihaknya mengharapkan dukungan koperasi di sekitar kebun sawit yang menghadirkan sembilan bahan pokok untuk mempermudah akses petani.
“Kehadiran APKASINDO dapat menjadi jawaban situasi dan kondisi Papua dalam pelaksanaan otsus. Kehadiran Apkasindo dapat meniadi obat mujarab,” ujarnya.
Ia menguraikan dari luas perusahaan sawit milik perusahaan sekitar 500 ribu hektare. Sementara itu, luas perkebunan milik petani baru 22 ribu hektare. Dengan melihat data ini dapat dibayangkan tugas berat DPW APKASINDO sangat besar. “Tidak hanya luas lahan melainkan banyak manusia dalam kegiatan perkelapasawitan. Baik perusahaan yng mengelola maupun petani dan masyarakat adat perlu perhatian. Maka kami perlu sinergi dengan DPP dan Pemprov Papua,” jelasnya.
Rino Afrino, Sekjen DPP APKASINDO, menuturkan APKASINDO sudah berkembang di 22 provinsi dan 134 kabupaten. Di dalam organisasi ini sebagian besar petani swadaya dan niat petani untuk bersinergi. Organisasi ni berjalan tanpa mengenal SARA. “Saat ini, memang perkembangan APKASINDO sangat pesat di Papua Barat. Program PSR sudah di tahap kelima dan mendapatkan fasilitas dukungan pemerintah, kami berharap kesuksesan APKASINDO di Papua Barat dapat di adopsi oleh teman-teman Papua” jelasnya.
Ia mengharapkan DPW APKASINDO dapat bersinergi baik dengan dinas perkebunan setempat. Sebagaimana yang dijalankan DPP APKASINDO dengan Dirjen Perkebunan dalam rangka membangun komunikasi supaya kebijakan membumi.
“Jadi, APKASINDO merupakan asosiasi petani yang menjadi mitra stregis pemerintah. Selain itu, APKASINDO bukan LSM yang menyerang secara frontal kebijakan pemeritah, tetapi ikut berperan aktif, memberikan saran dan masukan,” jelasnya.
Elsye Penina Rumbekwan Staf Ahli Gubernur Bidang Kemasyarakatan Sumber Daya Manusia Provinsi Papua, mengatakan upaya mempercepat ketertinggalan dilakukan melalui sektor pertanian dan perkebunan. Sektor kelapa sawit menjadi andalan terkait peningkatan kesejahteraan masyarakat asli Papua dan menuju kemandirian pangan.
“Sektor andalan masyarakat Papua khususnya petani adalah perkebunan. Tidak dapat dipungkiri sektor perkebunan sawit dibuka luas di Papua. Perkebunan sawit menghasilkan devisa dan penciptaan lapangan kerja. Pembangunan perkebunan di Indonesia termasuk Papua harus menjadi perhatian bersama,” jelasnya.
Elsye menyebutkan tugas ini bukan hanya tanggung jawab pemenerintah melainkan juga ada peranan petani yang tergabung dalam APKASINDO. “Harapan kami, APKASINDO dapat menggerakkan program PSR supaya dapat memberikan dampak positif bagi petani Papua,” paparnya.
Ia mengharapkan perusahaan sawit dapat bermitra dengan petani. Perusahaan perkebunan sawit di Papua belum pro petani masih jauh dari harapan kita semua. “Maka kita perlu dekatkan kebun untuk bermitra dengan masyarakat. Ini tugas utama yang menjadi amanah bagi pengurus DPW Papua. Selanjutnya, pengurus dengan pemerintah daerah dapat bergandeng tangan untuk petani dapaat meningkatkan kesejahteraan,” pungkasnya.
Pada acara tersebut juga di isi pembekalan materi bagi para petani APKASINDO, para pemateri berasal dari Ditjenbun, Dinas Pertanian Papua, PPKS, Damimas