JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Kegiatan peremajaan sawit rakyat harus dikebut dalam rangka peningkatan produktivitas kebun petani. Hal ini menjadi perhatian Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) dan PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN) yang menjalin kerjasama untuk mempercepat pelaksanaan peremajaan sawit rakyat.
Kerjasama kedua lembaga ini diwujudkan melalui nota kesepahaman yang ditandatangani Dr. Teguh Wahyudi (Direktur Utama PT RPN) dan Ir. Gulat ME Manurung, MP (Ketua Umum DPP APKASINDO) di Hotel Ambhara, Jakarta, Senin (27 Mei 2019). Hadir dalam penandatangan ini antara lain Ketua Umum DPP Apkasindo, Ir. Gulat Medali Emas Manurung, MP, Sekjen DPP Apkasindo, Ir Rino Aprino, MSi, Dewan Pembina Apkasindo, Prof.DR. Agus Pakpahan. Dari pihak PT RPN diwakili Dr Teguh Wahyudi selaku Dirut dan Dr. Lukman Erningpradja, Direktur Komersial dan Bisnis.
Dr. Teguh Wahyudi menjelaskan bahwa MoU bagian dari tindak lanjut FGD peremajaan sawit rakyat yang diselenggarakan RPN. Salah satu rekomendasinya adalah RPN termasuk di dalamnya PPKS harus terlibat penuh dalam program peremajaan sawit rakyat. Tindak lanjut lainnya, pembuatan demplot peremajaan sawit rakyat di Riau.
“Demplot ini merupakan pembahasan bersama dengan Gubernur Riau, H.Syamsuar. Awalnya, kami kira Bapak Gubernur memberikan lahan 100 hektar. Ternyata, luas demplot yang diberikan 1.000 hektar. Ini luar biasa sekali dan tidak main-main,” kata Teguh Wahyudi.
Salah satu kunci kesuksesan replanting adalah bahan tanaman. “RPN satu-satunya lembaga paling siap untuk memasok kebutuhan benih sawit untuk peremajaan. Stok benih kami mencapai 4,5 juta bibit,” kata Teguh.
Gulat Manurung menuturkan MoU ini merupakan terobosan penting untuk mempercepat pelaksanaan PSR secara kualitas maupun kuantitas. Prinsip PSR adalah intensifikasi, bagaimana meningkatkan produksi dengan tanpa menambah lahan perkebunan sawit petani.
“RPN menjadi induk dari beberapa lembaga riset perkebunan, makanya kami sangat bangga petani sawit didampingi sekaliber RPN,” ujar Gulat.
Ada tiga point yang tercantum dalam MoU; pertama, peningkatan kerjasama hasil penelitian komoditas perkebunan berkaitan benih unggul sawit, teknis budidaya tanaman, pemupukan, pengendalian hama penyakit, panen dan pasca panen, SDM pekebun, dan pekerjaan fisik kebun.
Kedua, peningkatan kerjasama pemasaran hasil penelitian komoditas perkebunan berkaitan benih unggul dan sarana pertanian. Ketiga, kerjasama pembangunan penangkar bibit sawit di wilayah potensial.
“Dengan MoU ini akan mempermudah petani sawit untuk mengakses semua hasil riset dari RPN khususnya tanaman sawit,” kata Gulat.
Rino Afrino mengucapkan terima kasih atas dukungan RPN yang mau membantu petani sawit. Selama ini Apkasindo sudah didampingi PPKS (Pusat Penelitian Kelapa Sawit). Dengan adanya RPN semangat petani akan semakin bertambah . “Apalagi ditengah kemelut semakin merosotnya harga TBS maka dengan RPN akan banyak membuka wawasan petani bahwa sawit tetap menjanjikan ke depannya,” ujar Rino.
Rino menambahkan APKASINDO sudah berkontribusi nyata dengan melakukan percepatan peremajaan sawit pada koperasi koperasi binaan, mulai dari pendampingan teknis, fasilitasi akses pembiayaan dan sarana pendukung. Selain itu juga mendorong percepatan birokrasi yang masih awam bagi petani.
Buah karya APKASINDO, dikatakan Gulat, berupa peresmian peremajaan sawit rakyat oleh Presiden Jokowi dan Jend Moeldoko (Ketua Dewan Pembina DPP Apkasindo) di Riau khususnya APKASINDO Kabupaten Rokan Hilir. Gulat menegaskan peresmian ini menjadi tonggak sejarah perkebunan kelapa sawit rakyat, bahwa Presiden dan KSP terjun langsung dalam percepatan PSR yang akan dikenang paling tidak 30 tahun ke depan.
Prof Agus Pakpahan sebagai Dewan Pembina APKASINDO juga menyampaikan apresiasi atas MoU antara APKASINDO dan PT RPN. “Komunitas petani sawit Apkasindo harus diisi dengan pemikiran bagaimana menjadi petani yang tidak sebatas menghasilkan TBS tetapi mampu berkembang lebih baik.
“Yang pertama dibangun itu adalah komunitasnya, Jika komunitas sudah kuat maka berbagai peluang akan terbuka dan kedepan akan lebih mampu mandiri,” ujar Agus Pakpahan.
Kerjasama APKASINDO dan PT RPN sejalan dengan target peremajaan sawit seluas 200 ribu hektar yang dicanangkan Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian RI. Kasdi Subagyono, Dirjen Perkebunan mengatakan pemerintah ingin peremajaan dapat dipercepat seperti melakukan penyederhanaan regulasi dan mendorong ketersediaan benih sawit.
“Potensi peremajaan sawit rakyat 2,4 juta hektare. Masa dari luas sebesar itu, tidak dapat 200 ribu hektar. Makanya, kita prioritaskan PIRBUN,” ujarnya.