PT Asianagro Agungjaya bagian dari Apical Group menghasilkan produk pangan berbasis sawit yang memenuhi standar sawit berkelanjutan.
Apical Group memiliki komitmen tinggi terhadap konsumen dari aspek kesehatan dan standar sawit berkelanjutan. Perusahaan yang berdiri sejak 2006 ini dikenal sebagai produsen yang menghasilkan produk turunan sawit untuk pangan dan energi.
“Saat ini, Apical Group tersebar di sejumlah daerah di Indonesia seperti Marunda, Dumai, Balikpapan, dan Padang,” ujar Fajar Marhaendra R&D Manager PT Asianagro Agungjaya saat menjadi pembicara dialog webinar Majalah Sawit Indonesia bertemakan “Kontribusi Sawit Bagi Pemenuhan Gizi Indonesia dan Dunia”, 23 Februari 2021.
Di Indonesia, produk pangan Apical Group telah dikenal masyarakat. Fajar menjelaskan bahwa PT Asianagro Agungjaya menghasilkan minyak goreng dengan merek VIP, Camar, Frybest dan Harumas. Untuk margarin, Apical Group memasarkan merek Vitas, Medalia dan Bakeria.
Fasilitas pengolahan sangatlah beragam karena banyak produk yang dihasilkan Apical Group. Diantaranya proses refineri, fractionation, hydrogenation, cooking oil, packing line, shortening and margarine line, specialty fats lines, spray cooler, Flaking Lines, dan chemical inter-esterification lines (CIE).
Fajar menjelaskan bahwa perusahaan sangat berkomitmen terhadap tuntutan keberlanjutan (sustainability) minyaksawit di pasar global. Penggunaan minyak sawit telah menjadi solusi yang praktis, dan sangat penting bagi konsumen untuk memahami asalnya agar terhindar dari masalah lingkungan dan sosial. Oleh karena itu, solusi terbaik adalah memastikan setiap konsumen membeli produk yang terbuat dari minyak sawit berkelanjutan dan tersertifikasi.
Sebagai perusahaan global, Apical Group berkomitmen pada rantai pasokan yang berkelanjutan, dimana sumber bahan baku yang dimiliki transparan dan dapat diandalkan. Apical bekerja dengan petani untuk mendorong praktik pengelolaan terbaik secara keberlanjutan. Selain itu, Apical aktif mengawasi semua jaringan untuk memastikan semua pamasok sesuai dengan komitmen keberlanjutan dan memiliki sebuah sistem pengaduan untuk para pemangku kepentingan.
Apical telah memiliki sertifikat berkelanjutan antara lain ISCC (International Sustainability & Carbon Certification), RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil), Food Safety System Certification (FSSC) 22000, Care Quality Commission (CQC), GMP+ (Good Manufacturing Practice System), HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point), dan Sertifikat Halal MUI.
Tuntutan produk pangan di pasar global juga menjadi perhatian perusahaan. Fajar menyebutkan bahwa Apical sangat peduli dengan keinginan konsumen terhadap produk pangan yang sehat. Konsumen sekarang ini dapat mengonsumsi produk Apical tidak mengandung lemak trans (trans fat). Sebagai informasi, WHO melarang produk pangan dengan kandungan lemak trans pada 2023.
“Teknologi di pabrik Apical mampu menghasilkan produk bebas lemak trans. Ini menjadi concern perusahaan sebagai upaya merespon pasar global,” ujar Fajar.
Perusahaan juga mulai mengembangkan teknologi inter-esterifikasi enzimatis sebagai bagian tuntutan dunia. Menurut Fajar, teknologi ramah lingkungan ini akan menghasilkan produk lebih sehat dan bebas lemak trans.
Fajar menjelaskan bahwa minyak sawit sangatlah bagus sebagai bahan baku produk makanan. Karena terdapat keseimbangan antara lemak jenuh dan lemak tidak jenuh. Keunggulan lainnya adalah tidak mengandung kolesterol, dengan mengandung asam lemak esensial. Kandungan minyak goreng : lemak jenuh 43%, lemak tidak jenuh 57%, Omega 9 sekitar 44%, Omega 6 sekitar 12%, dan kandungan Vitamin A : 45IU/g (SNI 2019).
Selain itu minyak sawit mampu meningkatkan palatabilitas makanan sehingga “lebih lezat”, dan mempunyai stabilitas tinggi untuk memasak/ menggoreng “lebih tidak mudah tengik”, untuk menggoreng berulang kali, lebih tahan panas, dan mudah digunakan dalam bentuk cair dan bentuk padat.
“Minyak goreng sawit memang lebih stabil dari pada soft oil sehingga dapat dipakai berulang-ulang,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa minyak kelapa sawit dapat ditemukan diberbagi produk sehari-hari. Selain dalam bentuk cairan atau minyak goreng, minyak kelapa sawit juga berbentuk semi padat dan padat (margarine) yang menjadi salah satu bahan dalam pembuatan makanan seperti ice cream, olahan roti, olahan cokelat, dan bahan kulinerlainnya. Jadi, tanpa sadar masyarakat juga sudah mengkonsumsi minyak kelapa sawit setiap harinya.
“Karena berbentukcair, semi padat dan padat, membuat minyak kelapa sawit praktis dan dapat digunakan sesuai dengan kebutuhannya. Selain itu, keuntungan dari penggunaan minyak kelapa sawit untuk olahan makanan dalam keseharian, salah satunya dapat menghasilkan gorengan yang lebih renyah dan tahan lama serta membuat tekstur yang halus dan lembut sehingga enak dirasakan didalam mulut,” terang Fajar.
Tahun lalu, Kao Corporation, Apical Group, dan Asian Agri telah meluncurkan inisiatif baru di bidang keberlanjutan untuk membantu petani swadaya kelapa sawit di Indonesia dalam meningkatkan produktivitas, memperoleh sertifikasi internasional, dan mendapatkan premi dari penjualan minyak sawit yang bersertifikat. Program ini bernama SMILE atau Smallholder Inclusion for Better Livelihood & Empowerment.
(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 113)