Jakarta, SAWIT INDONESIA – Apical dan Asian Agri turut berpartisipasi di acara JaSPON x RSPO Conference and Members Engagement Forum, yang diadakan di Jepang pada 11-12 Oktober 2023.
Acara tersebut membahas berbagai isu-isu penting terkait keberlanjutan sektor sawit dan mempertemukan para pemimpin, berbagai pemangku kepentingan dan pakar di industry sawit untuk berbagi tentang praktik-praktik terbaik dan cara untuk memperkuat kolaborasi.
Kedua perusahaan itu diundang bersama KAO Corporation perusahaan kimia dari Jepang oleh RSPO (Roundtable for Sustainable Palm Oil). Diketahui, KAO Corporation merupakan mitra dalam program “Smallholder Inclusion for Better Livelihood & Empowerment” (SMILE), atau Inklusi Petani untuk Kesejahteraan & Pemberdayaan yang Lebih Baik, sebuah program inisiatif bersama ketiga perusahaan (Apical, Asian Agri dan KAO).
SMILE merupakan inisiatif berkelanjutan yang secara spesifik dirancang untuk mendukung para petani swadaya di Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan. Selain itu, program ini juga mempromosikan praktik keberlanjutan di industri sawit.
Di Indonesia, petani swadaya menguasai lebih dari 40% dari 16,8 juta hektar total areal perkebunan sawit . Hal ini menjadikan peran mereka sangat penting dalam mata rantai industri kelapa sawit.
Head of Sustainability Asian Agri, Ivan Novrizaldie, menjelaskan dibandingkan dengan petani plasma, bisnis para petani swadaya lebih rentan karena mereka tidak terikat dengan perusahaan atau pabrik mana pun. Dan tidak memiliki akses terhadap lembaga finasial dan asistensi teknis. Dari total jumlah petani yang telah tersertifikasi, hanya 20% diantaranya merupakan petani swadaya.
“Oleh karena itu, kami sangat bersemangat untuk berbagi informasi terkait program inklusi petani swadaya di industri sawit melalui SMILE. Asian Agri, yang memiliki petani mitra dengan kontribusi sebesar 50% dari total produksi, memiliki posisi yang kokoh untuk membangun ketahanan dan praktik keberlanjutan di industri ini,” jelasnya dalam keterangan tertulis.
Apical, Asian Agri, dan KAO telah bahu-membahu bersama-sama untuk memastikan keberhasilan program SMILE. Inisiatif ini bertujuan untuk memberdayakan petani, meningkatkan yield dan mendapatkan sertifikasi dengan standar internasional. Pada akhirnya, para petani sawit diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraanya dengan harga premium dari sawit yang telah tersertifikasi.
Director of Sustainability dari Apical Group, Bremen Yong menyampaikan selain dari masalah keterbatasan sumber daya, petani swadaya juga memiliki kelemahan dari daya tawar mereka dan rentan terhadap fluktuasi pasar.
“Sebagai bagian dari mata rantai industry sawit, merupakan kewajiban bersama untuk mendukung dan meningkatkan taraf hidup petani sawit. Apical memiliki komitmen jangka panjang untuk para petani sawit. Kami menargetkan membantu 5.000 petani swadaya untuk mendapatkan sertifikasi RSPO pada 2030. Kesuksesan dari program SMILE akan menjadi pengakuan bahwa kolaborasi dapat membuahkan kesuksesan dan membawa perubahan,” katanya.
Acara JaSPON x RSPO Conference and Members Engagement Forum juga mengundang perwakilan petani yakni Khairul Anam dari Koperasi Tebing Tinggi Pangkatan Sejahtera (KTTPS).
Pihaknya merasa terhormat dapat merepresentasikan petani swadaya di koperas yang dikelolanya. Berbagi praktik-praktik keberlanjutan dan terkait sertifikasi kepada pemangku kepentingan di Jepang.
“Anggota koperasi kami sangat bangga dapat memperoleh sertifikasi RSPO, suatu hal yang tak terbayangkan sebelumnya. Sejak berpartisipasi di program SMILE, yield meningkat sampai 60%,” ujarnya.
“Semua kami dapatkan melalui penerapan prinsip-prinsip keberlanjutan. Hasil telah berbicara sendiri dan saat ini makin banyak petani sawit yang ingin bergabung di program ini. Saat ini anggota koperasi kami sudah berjumlah 536 orang. Yang terpenting lagi, komunitas kami, dan juga keluarga, sangat berbahagia dan yakin dengan masa depan kami,” imbuh Anam.