Dari pola produksi minyak nabati Uni Eropa, jelas terlihat bahwa produksi utama minyak nabati Eropa adalah rapeseed oil (RSO), di ikuti soybean oil (SBO) atau minyak kedelai dan minyak bunga matahari atau sunflower oil (SFO). Pada priode 1999 hingga 2008 terlihat pola, bahwa RSO berada pada urutan pertama, SBO pada urutan ke dua dan SFO pada urutan ke tiga. Pada priode itu , RSO memiliki trend positif yakni rata-rata 7,8 pertsen per tahun, dimana produksi RSO bertambah 449 ribu ton setiap tahun. Sedangkan SBO dan SFO keduanya cenderung menurun 0,5 persen pertahun. Laju penurunan minyak kedelai (SBO) lebih besar dibandingkan dengan laju penurunan SFO, dimana SBO rata-rata 24 ribu ton pertahun sedangkan SFO berkurang 23,56 ribu ton per tahun. Hal ini mengakibatkan SFO berhasil mengalahkan SBO sejak tahun 2008.
Bila tahun 1999 produksi RSO mencapai 4,4 juta ton dan pada tahun 2008 meningkat hampir dua kali lipat menjadi 8,5 juta ton, namun sejak tahun 2009 hingga 2016, produksi RSO hanya meningkat 1 persen atau cenderunf konstan dengan rata-rata produksi9,67 juta ton per tahun. Demikian halnya dengan sunflower oil (SFO), dalam 8 tahun hanya meningkat 3 p[ersen, atau tergolong konstan dengan rata-rata produksi 2,88 juta ton dan minyak kedelai (SBO) juga cenderung konstan dengan rata-rata produksi 2,47 juta ton per tahun.
Sumber : GAPKI