Minyak sawit merah (Red Palm Oil/RPO) memiliki kandungan karotenoid dan tokoferol serta komposisi asam lemak yang seimbang. Konsumsi minyak sawit merah berpotensi menekan resiko penyakit kronis seperti kanker dan tumor payudara.
“Isu sawit sebagai penyebab kanker dan tumor dapat di-counter dengan berbagai riset yang dilakukan terutama minyak sawit merah. Selain itu, Minyak sawit merah juga bisa membantu menanggulangi kekurangan vitamin A yang penting bagi tumbuh kembang anak,” ungkap Angga Rizqiawan, S.Gz, M.Si, Dosen Program Studi Gizi Universitas Binawan dalam webinar “Tren Bisnis Pangan dan Kuliner UKMK Berbasis Minyak Sawit Sehat” yang diselenggarakan Majalah Sawit Indonesia dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), pada 23 Maret 2022).
Angga menjelaskan tren masalah kesehatan saat ini yaitu meningkatnya penyakit tidak menular yang dipicu pola makan atau pola hidup yang kurang baik. “Kalau kita lihat masalah kesehatan tahun 2009-2019 dapat terlihat yang meningkat itu adalah penyakit-penyakit tidak menular. Penyakit tersebut disebabkan karena pola hidup dan pola makan yang kurang baik,” jelas Angga.
Salah satunya penyakit kanker. Data WHO menunjukan bahwa kanker ini menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia mecapai 10 juta jiwa pada 2020.
Kanker yang paling banyak itu adalah kanker payudara, paru-paru, kolon, rektum dan prostat. Angga menyebutkan bahwa salah satu pemicu kanker karena pola makan sesorang yang kurang baik.
“Misalnya pola makan yang tidak seimbang, terlalu banyak mengkonsumsi makanan manis, dan berlemak. Akibatnya menjadi obesitas dan itu berpotensi meningkatkan resiko kanker,” kata Angga.
Selain itu, gaya hidup yang kurang aktif, kurangnya melakukan aktivitas fisik dan jarang berolahraga atau paparan radiasi maupun polusi kendaraan atau yang lain juga dapat meningkatkan resiko kanker. “Bahkan, perokok aktif maupun pasif juga meningkatkan resiko kanker,” ujar Angga.
Salah satu upaya pencegahan kanker dengan meningkatkan asupan antioksidan. “Ketika kanker itu terbentuk dari bermacam-macam paparan itu membuat tubuh kita mengembangkan radikal bebas, dan untuk menetralkan dengan antioksidan,” tutur Angga.
Kandungan betakaroten pada minyak sawit merah dapat berperan sebagai Antioksidan. “Pada saat terkena tumor atau kanker juga bisa memanage penyakit yang kitaderita,” kata dia.
Adapun minyak sawit merah merupakan hasil pemurnian minyak sawit tanpa melalui proses pemucatan. “Sehingga warnanya masih merah yang didalamnya terkandung betakaroten, alfakaroten dan tokoferol tinggi yang fungsinya sebagai antioksidan,” jelas Angga.
Kandungan Betakaroten, Tokoferol dan Tokotrienol didalam minyak sawit merah dapat berfungsi sebagai antioksidan. “Selain itu, berfungsi menstabilkan sifat minyak sawit merah dan efeknya bagi tubuh meningkatkan kekebalan untuk melawan radikal bebas dan meningkatkan sistem imun melawan penyakit,” ujar Angga.
Karotenoid merupakan Pro Vitamin A yang juga dapat berperan sebagai cardioprotective, anti kanker dan antioksidan. Phytosterols mampu menurunkan kolesterol, anti kanker dan meningkatkan imun.
Karotenoid merupakan kandungan utama dalam minyak sawit merah. Minyak sawit merah terkandung 500-700 ppm karotenoid yang cukup tinggi. “Betakaroten dalam minyak sawit merah lebih tinggi ketimbang sumber vitamin A seperti wortel” tutur dia.
Kandungan karotenoid itu bisa mengatasi masalah kekurangan gizi terutama vitamin A, dengan dibantu mengkonsumsi minyak sawit merah. Pengembangan produk dengan minyak sawit merah juga berpotensi diintervensikan untuk mencegah stunting.
(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 126)