JAKARTA, SAWIT INDONESIA – PT Austindo Nusantara Jaya Tbk mencatat kinerja gemilang sepanjang kuartal pertama 2021 dari aspek produksi dan keuangan. Pendapatan perusahaan tumbuh 59,4% menjadi Rp 831,98 miliar dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 523,67 miliar.
Kenaikan pendapatan ini dipengaruhi volume penjualan CPO maupun palm kernel dan rerata harga jual kedua produk tadi. Sepanjang kuartal pertama 2021 tren harga CPO terus meningkat, sehingga Perseroan mencatat Harga Jual Rata-rata (HJR) CPO sebesar USD 695/mt, lebih tinggi 11,2% dari HJR di Q1 2020 sebesar USD 625/mt. Sementara itu, HJR PK pada Q1 2021 sebesar USD 492/mt, lebih tinggi dibandingkan dengan HJR PK pada Q1 2020 sebesar USD 338/mt.
“Kenaikan jumlah produksi tahun ini dipengaruhi kegiatan replanting semenjak tiga sampai empat tahun terakhir,” ujar Istini Siddharta, Presiden Direktur PT Austindo Nusantara Jaya Tbk dalam public expose, Rabu (9 Juni 2021).
Dari data perusahaan bahwa produksi CPO sepanjang kuartal pertama 2021 mengalami kenaikan masing-masing sebesar 20,7% menjadi 62.559 metrik ton dari periode sama tahun lalu sebesar 51.811 metrik ton.
Pertumbuhan produksi CPO perusahaan dipengaruhi total produksi Tandan Buah Segar (TBS) 182.156 metrik ton naik sebesar 19,1% dibandingkan dengan produksi TBS 152.965 metrik ton pada kuartal pertama 2020.
“Sebenarnya aktual produksi tahun ini sudah melampaui bujet year to date. Ketika kebun lain terjadi kekeringan, produksi kami tetap bisa naik,” ungkapnya.
Dalam bahan presentasinya, ada enam strategi yang akan dijalankan perusahaan untuk menjaga pertumbuhan. Pertama, mencapai profil usia kelapa sawit yang seimbang untuk mempercepat pertumbuhan sehingga dapat mempertahankan profitabilitas dan arus kas.
Kedua, mengimplementasikan keunggulan operasi dan peningkatan produktivitas melalui inovasi agronomi, teknologi, dan transformasi digital.
Ketiga, penerapan inovasi untuk mengurangi dampak cuaca ekstrim sebagai akibat perubahan iklim seperti pengomposan, drip fertigasi, dan pengelolaan air.
Keempat, penerapan volume produksi ke tingkat berkelanjutan secara komersial dalam tiga tahun mendatang dan memasuki segmen baru di bisnis sagu dan sayuran.
Kelima, membangun strategi aliansi produk minyak hilir kelapa sawit.
Keenam mendapatkan nilai premium dari praktik sawit berkelanjutan termasuk pasar karbon seperti e-traceability, pasar premium produk sawit berkelanjutan, dan dana karbon dari areal konservasi.
Emiten berkode ANJT ini menerima harga premium minyak sawit berkelanjutan antara US$ 8 sampai US$ 15 per ton.
Nunik Maharani Maulana, Direktur Keberlanjutan PT Austindo Nusantara Jaya Tbk menjelaskan bahwa perusahaan mengeluarkan dana sebesar US$ 6 juta untuk program lingkungan dan sosial yang secara langsung dan tidak langsung berdampak bagi bisnis perusahaan.