PT Socfindo Indonesia (Socfindo) menerapkan protokol kesehatan dalam operasionalnya selama pandemi Covid-19. Langkah ini bertujuan mengantisipasi munculnya gejala Covid-19 di kebun maupun kegiatan pemuliaan benih. Dijelaskan Andi, pembeli benih juga diberlakukan protokol kesehatan saat mengambil pesanan benih.
“Kontak langsung hanya diizinkan saat pengambilan benih dengan pembatasan jumlah petugas/petani yang mengambil. Tetap kami jalankan protokol kesehatan secara ketat,” ujar Andi dalam jawaban tertulis.
Sampai Maret 2020, penjualan benih Socfindo tetap tumbuh sebesar 16%. Kendati demikian, situasi pandemic Covid-19 yang tidak pasti dan fluktuasi harga minyak sawit mengkhawatirkan manajemen. Andi Suwignyo menjelaskan target penjualan tahun ini dipatok 10 juta kecambah. Namun, target ini juga dipengaruhi faktor harga sawit yang sangat fluktuatif. “Kalau kondisi masih seperti ini, sulit juga mencapai target,” ujar Andi.
Dalam jangka panjang, perusahaan tetap melanjutkan riset pemuliaan benih sawit. Kendati, pandemi Covid-19 membatasi kegiatan perusahaan di tengah kebijakan pembatasan sosial. Diantaranya melakukan riset di bidang pemuliaan tanaman kelapa sawit, mengembangkan riset MT Gano untuk meningkatkan ketahanan MT Gano terhadap serangan Ganoderma, dan adapula riset super male.
Melalui jawaban tertulis, Andi Suwignyo menjabarkan rencana dan target Socfindo di tahun yang penuh cobaan ini. Berikut ini hasil wawancara yang kami ajukan:
Bagaimana dampak pandemi Covid-19 terhadap permintaan benih SOCFINDO?
Terjadinya penundaan permintaan benih SOCFINDO dari perusahaan pelanggan merupakan dampak Pandemic COVID-19. Perusahaan pelanggan mengambil sikap untuk menunda program-progam terkait pembelian benih yang akan dipakai untuk replanting atau penanaman baru.
Mohon dijelaskan strategi SOCFINDO di saat pandemic Covid-19?
Strategi SOCFINDO disaat Pandemic COVID-19 adalah didalam mengoperasikan kegiatan perusahaan mengurangi kunjungan lapangan baik untuk keperluan intern maupun ektern. Semua kegiatan lebih ditonjolkan secara elektronik , Monitoring kegiatan dilakukan secara elektronik berbasis sistim Bisnis intigence yang memang sudah ada diperusahaan ,sementara pertemuan rutine dilaksanakan melalui teleconference. Kegiatan transaksi dengan rekanan juga dibatasi kontak secara fisik, namun cukup melalui jaringan telpon, whatsapps, email dan media social lainnya. Semua staf dan karyawan dilarang untuk melakukan perjalanan keluar daerah dan harus tetap berada di masing masing “site” sampai kondisi normal sesuai ketentuan pemerintah.
Tahun ini, berapa target penjualan benih Socfindo? Dengan kondisi seperti ini, apakah ada rencana revisi target?
Target penjualan benih tahun ini sebesar10 juta kecambah. Tetapi melihat harga CPO yang kembali melemah seperti akan susah tercapai. Tetapi, target belum direvisi akibat wabah COVID-19.
Sampai tahun 2020, berapa jumlah penjualan benih sawit SOCFINDO? Adakah kenaikan dari tahun sebelumnya pada 2019?
Sampai dengan Maret tahun 2020, penjualan bersih benih sawit SOCFINDO terdapat kenaikan sebesar 16% jika dibanding dengan tahun 2019. Kenaikan ini disebabkan oleh pesanan akhir tahun lalu yang baru terealisasi awal tahun ini sebagai respon terhadap membaiknya harga CPO, namun untuk semester II permintaan diprediksi akan terlihat datar tergantung situasi wabah covid 19 ini.
Seperti apa strategi SOCFINDOuntuk membantu petani dapat mengakses benih selama Covid-19?
Petani dan konsumen benih SOCFINDO tetap dapat mengakses benih SOCFINDO seperti biasa dengan tim seed sales & marketing,melaluiponsel, WhatsApp, telepon kantor, email atau melalui website www.socfindo.co.id atau media sosial yang ada saat ini. Kontak langsung hanya diizinkan pada saat pengambilan benih dengan pembatasan jumlah petugas/petani yang mengambil dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan secara ketat.
(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 103)