• Beranda
  • Rubrik
    • Analisis
    • Artikel
    • Berita Terbaru
    • Edisi Terbaru
    • Event
    • Hama Penyakit
    • Hot Issue
    • Inovasi
    • Kinerja
    • Oase
    • Palm Oil Good
    • Pojok Koperasi
    • Profil Produk
    • Sajian Utama
    • Seremoni
    • Sosok
    • Tata Kelola
  • Tentang Kami
  • Susunan Redaksi
  • Hubungi Kami
Facebook Twitter Instagram
Minggu, 29 Januari 2023
Trending
  • Erick Thohir: Pabrik Minyak Makan Merah Sejahterakan Petani Sawit
  • Pererat Kerja Sama dan Percepat Penyelesaian Perundingan FTA Indonesia-EAEU
  • KPPU Periksa Dua Saksi Dari Pihak Terlapor Dalam Sidang Migornas
  • Perkuat Mekanisasi Pertanian
  • Sesuai Putusan MK No. 34/PUU-IX/2011,Pemerintah Wajib Lindungi Hak Atas Tanah dari Klaim Kawasan Hutan
  • Pacu Produksi Tanaman Pangan 2023
  • Stok Pupuk Bersubsidi Aman di Aceh
  • BRI Berdayakan Para Pelaku UMKM Tersebut Agar Mampu Untuk Terus Meningkatkan Produktivitas dan Kualitasnya
Facebook Instagram Twitter YouTube
Majalah Sawit Indonesia OnlineMajalah Sawit Indonesia Online
Subscribe
  • Beranda
  • Rubrik
    • Analisis
    • Artikel
    • Berita Terbaru
    • Edisi Terbaru
    • Event
    • Hama Penyakit
    • Hot Issue
    • Inovasi
    • Kinerja
    • Oase
    • Palm Oil Good
    • Pojok Koperasi
    • Profil Produk
    • Sajian Utama
    • Seremoni
    • Sosok
    • Tata Kelola
  • Tentang Kami
  • Susunan Redaksi
  • Hubungi Kami
Majalah Sawit Indonesia OnlineMajalah Sawit Indonesia Online
Home » Akademisi: Kebijakan Larangan Ekspor Minyak Goreng, Jangan Korbankan Petani
Berita Terbaru

Akademisi: Kebijakan Larangan Ekspor Minyak Goreng, Jangan Korbankan Petani

By Qayuum Amri9 bulan ago3 Mins Read
WhatsApp Facebook Twitter Telegram LinkedIn Pinterest Email
107 Artikel DR Purwadi scaled
107 Artikel DR Purwadi scaled
Share
WhatsApp Facebook Twitter Telegram LinkedIn Pinterest Email

JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Kebijakan pelarangan ekspor minyak goreng dan bahan bakunya diharapkan tidak berdampak negatif bagi petani sawit. Walaupun, niat kebijakan ini sangatlah baik dalam rangka menjaga kebutuhan pangan masyarakat dengan harga terjangkau.

Dr. Purwadi, Direktur Pusat Kajian Kelapa Sawit Instiper, mengkhawatirkan efek kebijakan ini terhadap keberlangsungn hajat hidup petani sawit. Jumlah petani sawit yang mencapai 2,7 juta sampai 3 juta kepala keluarga terancam pendapatannya pasca larangan ekspor.

Asumsinya seperti ini, konsumsi minyak goreng sawit rerata 400 ribu ton per bulan. Sedangkan, produksi minyak sawit setiap bulan antara 3,5 juta-4 juta ton. Dikatakan Purwadi, dari angka ini penggunaan sawit untuk minyak goreng hanya 10% dari total produksi. Adapula kebutuhan biodiesel untuk sawit sekitar 700 ribu ton per bulan. Lalu, sebagian besar sawit dan produk turunannya ini diekspor mencapai 2 juta-2,1 juta ton per bulan.

“Kalau ekspor minyak goreng dan bahan bakunya dilarang, ini berarti akan terjadi oversuplai di dalam negeri sekitar 50 hingga 60 persen. Kelebihan pasokan ini apakah akan digunakan untuk minyak goreng semua? Tanya Purwadi.

Baca juga :   Ekspor Nonmigas Tebus Pasar Arab Saudi

Penumpukan pasokan tersebut, dikatakan Purwadi, berakibat kepada penuhnya tanki penyimpanan di pabrik sawit. Disinilah, timbul kekhawatiran kapasitasnya tidak akan mencukupi. Jika ini terjadi, sudah dipastikan pabrik mengurangi pembelian buah sawit dari petani. Bahkan dapat menghentikan pembelian.

“Suplai minyak sawit dikhawatirkan menumpuk di dalam negeri. Jumlahnya sangat besar. Penumpukan stok inilah yang membuat pembelian TBS petani dihentikan. Kalau kebijakan larangan benar-benar dijalankan dalam waktu lama lebih dari sebulan,” kata Purwadi.

Efek berikutnya adalah harga buah sawit akan terkoreksi sangat tajam. Menurutnya, harga yang diterima petani dapat terpangkas lebih dari 60 persen. Padahal, petani benar-benar menikmati harga TBS tinggi saat kepemimpinan Presiden Jokowi melalui kebijakan mandatori biodiesel dan hilir sawit.

Baca juga :   Kabar Buruk, Harga TBS Sawit Jambi Turun Menjadi Rp 2.483,91/Kg Periode 27 Januari -2 Februari 2023

Di pasar global, harga CPO tetap tinggi US$1.770/ton. Kalau tiba-tiba harga pembelian Tandan Buah Segar (TBS) petani turun. Ia memastikan petani akan mencari tahu penyebab merosotnya harga tersebut.

Purwadi mengkhawatirkan penurunan harga ini akan mengganggu hajat hidup petani sawit. Lantaran, petani sawit harus menanggung beban biaya perawatan tanaman akibat tingginya harga pupuk dan pestisida. Sebagai informasi, petani sawit tidak masuk kategori penerima pupuk subsidi. Walhasil, petani harus membeli pupuk non subsidi yang harganya naik 120%.

Jika pabrik menghentikan pembelian buah petani. Dampak buruknya adalah buah akan menjadi busuk di pohon. Purwadi menyebutkan dari aspek agronomi pohon akan menjadi rusak pertumbuhannya. Ini berarti, nilai kebun petani secara komersil menjadi negatif. Kalau harga sawit petani jatuh, darimana petani dapat membiayai perawatan tanaman?

“Petani jangan dikorbankan. Tolong perhatikan dampak (kebijakan larangan ekspor) kepada petani,” harapnya.

Purwadi memperkirakan hilangnya pendapatan petani sawit akan berimbas juga kepada investasi mereka seperti pembelian sarana dan pinjaman di bank untuk peremajaan.”Dapat dipastikan multiplier effect-nya ada. Kalau pendapatan turun, kegiatan investasi petani akan terganggu,” jelasnya.

Baca juga :   Kebijakan yang Berpihak kepada Petani, Meningkatkan Ekonomi

Purwadi mewanti-wanti supaya pemerintah menyiapkan jaring pengaman bagi petani sawit selama larangan ekspor diberlakukan. Sebab, penghentian ekspor akan menekan harga beli petani. Kalau tidak disiapkan, ia khawatir petani bakalan marah ke pemerintah. Lantaran, turunnya harga bukan dipengaruhi fluktuasi harga global melainkan kebijakan pemerintah.

“Pemerintah tidak boleh tutup mata terhadap dampak kebijakan ini. Petani yang paling merasakannya. Jika akibat keputusan larangan ini lalu harga turun, jelas petani akan marah kepada pemerintah,” pungkasnya.

Related posts:

  1. Presiden Jokowi Larang Ekspor Bahan Baku Minyak Goreng Mulai 28 April 2022
  2. GAPKI Buka Suara Pasca Larangan Ekspor Minyak Goreng
  3. Larangan Ekspor Picu Penurunan Harga Sawit Petani
  4. Harga Migor Melandai, Petani Berharap Larangan Ekspor Sawit Dicabut
ekspor jokowi minyak goreng petani
Share. WhatsApp Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Email Telegram

Related Posts

Erick Thohir: Pabrik Minyak Makan Merah Sejahterakan Petani Sawit

12 jam ago Berita Terbaru

Pererat Kerja Sama dan Percepat Penyelesaian Perundingan FTA Indonesia-EAEU

16 jam ago Berita Terbaru

KPPU Periksa Dua Saksi Dari Pihak Terlapor Dalam Sidang Migornas

1 hari ago Berita Terbaru

Perkuat Mekanisasi Pertanian

1 hari ago Berita Terbaru

Sesuai Putusan MK No. 34/PUU-IX/2011,Pemerintah Wajib Lindungi Hak Atas Tanah dari Klaim Kawasan Hutan

1 hari ago Berita Terbaru

Pacu Produksi Tanaman Pangan 2023

1 hari ago Berita Terbaru

Stok Pupuk Bersubsidi Aman di Aceh

1 hari ago Berita Terbaru

BRI Berdayakan Para Pelaku UMKM Tersebut Agar Mampu Untuk Terus Meningkatkan Produktivitas dan Kualitasnya

1 hari ago Berita Terbaru

Kebijakan yang Berpihak kepada Petani, Meningkatkan Ekonomi

2 hari ago Berita Terbaru
Edisi Terbaru
Edisi Terbaru

Cover Majalah Sawit Indonesia, Edisi 134

Redaksi SI1 bulan ago1 Min Read
Event
Event

Talkshow Sawit Indonesia Award 2022

Redaksi1 bulan ago1 Min Read
Latest Post

Erick Thohir: Pabrik Minyak Makan Merah Sejahterakan Petani Sawit

12 jam ago

Pererat Kerja Sama dan Percepat Penyelesaian Perundingan FTA Indonesia-EAEU

16 jam ago

KPPU Periksa Dua Saksi Dari Pihak Terlapor Dalam Sidang Migornas

1 hari ago

Perkuat Mekanisasi Pertanian

1 hari ago

Sesuai Putusan MK No. 34/PUU-IX/2011,Pemerintah Wajib Lindungi Hak Atas Tanah dari Klaim Kawasan Hutan

1 hari ago
WhatsApp Telegram Facebook Instagram Twitter
© 2023 Development by Majalah Sawit Indonesia Development Tim.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

Go to mobile version