Dampak dari pandemi Covid-19 sudah tidak terlalu berpengaruh dan rating penjualan Jembatan Timbang Gewinn sudah meningkat
Bagi pelaku usaha di perkebunan sawit memerlukan alat ukur kuantitas yang akurat. Alat ukut ini dijadikan acuan nilai kuantitas dalam perhitungan komersial. Untuk itu, keberadaan jembatan timbang sebagai perangkat atau aset sangat diperlukan untuk mendukung kinerja bisnis di perkebunan kelapa sawit. Dan, tidak menutup kemungkinan diperlukan juga di sektor agrobisnis lainnya.
Jembatan timbang atau Truck Scale merupakan alat yang sangat vital dalam sebuah Pabrik Kelapa Sawit yang menjadi bagian terdepan. Lantaran, data kuantitas masuknya raw material dan keluarnya produk yang dihasilkan. Berikut ini beberapa jenis timbangan yang dapat dijadikan alternatif pilihan bagi para pengusaha agrobisnis untuk menimbang truck di antaranya, Jembatan Timbang (Weigh-bridge), Jembatan Timbang Portable dan Moveable Truck Scale.
Secara kepentingan bisnis, Jembatan Timbang (Weigh-bridge) sangatlah mendukung kelancaran dan kontrol berat produk. Di antaranya efisiensi waktu dan praktis dalam penimbangan truk dengan jembatan (Weigh-bridge) dengan menghemat waktu, waktu penimbangan umumnya hanya berlangsung selama 2-3 menit.
Jika, penimbangan muatan sawit masih dilakukan secara manual, maka akan memerlukan waktu cukup lama dan beberapa tenaga angkut dalam proses angkat kemudian timbang manual (satu persatu). Dilihat penimbangan yang cukup cepat dengan jembatan timbang, tentunya keuntungan efisiensi waktu kerja, efisiensi tenaga dan biaya telah memberikan kontribusi signifikan.
Meski, alat timbang diperlukan bagi pelaku usaha perkebunan kelapa sawit, tetapi produsen alat timbang sejak pandemi Covid-19 mengalami kendala. Pasalnya, hampir semua sektor bisnis terdampak dengan adanya pandemi Covid-19. Hal tersebut juga diakui, produsen alat timbang.
Chief Marketing PT Gewinn Gold Hotama (Gewinn), Jimmy Rusli menjelaskan di masa pandemi Covid-19 telah mempengaruhi segala aspek perekonomian di Indonesia. Pihaknya juga terpengaruhi dikarenakan adanya pandemi Covid-19. “Dampak ini sangat dirasakan pada rentang waktu antara bulan Maret 2020 hingga Agustus 2020 di saat awal pandemi,” jelasnya dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi Majalah Sawit Indonesia.
Namun, lanjut Jimmy pada rentang waktu itu pihaknya mulai melakukan program adaptasi, penyesuaian dan perubahan sistem kerja untuk mengatasi perubahan perilaku konsumen di masa pandemi. “Seiring berjalannya waktu, permintaan pasar/customer/bisnis usaha mulai membaik. Saat ini dampak dari pandemi sudah tidak terlalu berpengaruh dan rating penjualan Jembatan Timbang Gewinn sudah kembali normal bahkan saat ini mulai terjadi peningkatan,” imbuh Jimmy dalam penjelasan tertulis.
Menyadari adanya dampak dari pandemi Covid-19, lantas melakukan adaptasi dan penyesuaian serta sistem kerja, dari sisi penjualan di tahun lalu cukup stabil. “Penjualan unit Jembatan Timbang Gewinn di tahun 2020 cukup stabil, dengan penjualan terbanyak untuk berbagai proyek klien yang berlokasi di luar Pulau Jawa seperti di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi,” terang Jimmy.
(Selengkapnya dapat di baca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 119)