Pandemi Peluang Bagi Produk Fitonutrien Sawit
Pandemi Global COVID-19 membawa paradigma baru new normal dalam kehidupan seluruh manusia di dunia. Kementerian Perindustrian RI mengajak pelaku industri sawit untuk memanfaatkan momentum ini.
Abdul Rochim, Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian RI, menjelaskan bahwa suasana New Normal meningkatkan kesadaran akan penguatan imun tubuh dan hygenitas tubuh menjadi prioritas masyarakat Indonesia dan dunia. Produk hilir minyak sawit berupa fitonutrient (Vitamin A dan E) serta personal wash/personal care menjadi diminati pasar DN dan ekspor.
Produk fitonutrien memiliki performa tinggi karena harga yang bersaing. Fenomena ini tercermin dari tingginya volume/nilai ekspor produk hilir dimaksud; menjadi opportunity yang berharga bagi Indonesia sebagai negara produsen CPO/CPKO terbesar di dunia.
”Indonesia telah mengambil peran penting dalam inisiatif global memutus rantai peredaran COVID-19,” jelasnya saat menjadi pembicara kunci dalam Dialog Webinar bertemakan “Fitonutrient Sawit Untuk Kesehatan dan Personal Care” yang diselenggarakan APOLIN dan Majalah Sawit Indonesia, pada akhir Maret 2021. Kegiatan ini mendapatkan dukungan penuh dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Dalam lingkup luas, pandemi COVID-19 berdampak pada industri manufaktur nasional. Namun saat ini mengarah pada kebangkitan yang ditinjau dari Indeks PMI (Purchasing Manager’s Index). PMI bulan Januari 2021 mencapai 52,2%, bangkit dari titik terendah bulan April 2020 yang mencapai 27,5%.
“Tetapi sektor hulu dan hilir kelapa sawit ini mampu bertahan bahkan berkontribusi signifikan. Kontribusi kelapa sawit diantaranya nilai ekspor pada tahun 2020 mencapai USD22,97 miliar,” paparnya.
Sektor kelapa sawit mampu mempekerjakan sekitar 4 juta orang, dan menghidupi 16 juta jiwa terutama di daerah terpencil, terluar, dan tertinggal. Selain itu, komoditas ini menyumbang pendapatan negara untuk pembiayaan penanganan Pandemi.
(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 114)