World. Hingga tahun 2008, konsumsi utama dan terbesar minyak nabati dunia adalah minyak kedele. Minyak kedele memiliki proporsi yang dominan sepanjang kurun waktu 1965-2008, dengan pangsa rata-rata 47,6% (atau hampir separuh dari konsumsi total minyak nabati dunia). Pada kurun waktu yang sama, pangsa rata-rata minyak sawit adalah 24,4%, rapeseed oil 18,4% dan sunflower oil 9,5%. Namun pada mkurun waktu 2008 hingga 2014, pola konsumsi minyak sawit meningkat hampir 40%, dan pangsa minyak kedele menurun menjadi 33,3%, sementara pangsa rapeseed oil menurun menjadi 17,6% dan sunflower oil naik menjadi 9,7%.
Tahun 1965, total konsumsi minyak nabati dunia adalah 5,2 juta ton. Tahun 1980, konsumsi minyak nabati meningkat 3 kali lipat lebih menjadi 18 juta ton, atau rata-rata meningkat 16,3% per tahun. Peningkatan ini berdampak pada pangsa konsumsi minyak sawit naik dari 14,8% tahun 1965 menjadi 21,6% pada tahun 1980. Sedangkan pada pangsa minyak kedele menurun dari 59,7% menjadi 55,7% menjadi 55,2%, dan rapeseed oil menurun dari 24,8% menjadi 13,6%, sedangkan pangsa sunflower oil menurun 24,8% menjadi 13,6%, sedangkan pangsa sunflower oil naik dari 0,7% menjadi 9,6 juta ton.
Dalam dekade 1980 ke 1990, konsumsi minyak nabati dunia naik dua kali lipat dari 18 juta ton menjadi 36 juta ton, dengan growth 10,2% per tahun. Sumber utama minyak nabati tetap didominasi oleh minyak kedele (37,6%), sedangkan peran minyak sawit semakin meningkat dari pangsa 21,6% pada tahun 1980 menjadi 28,8% pada tahun 1990, dan selebihnya adalah rapeseed oil (17%) dan sunflower oil meningkat pesat menjadi 16,6%. Tahun 2000 konsumsi nabati dunia naik menjadi 73 juta ton, dengan growth 10,1% per tahun. Dalam dekade 2000-2010, laju pertumbuhan konsumsi minyak nabati dunia naik 7,3% per tahun, dan tahun 2010 konsumsi minyak nabati telah mencapai 126 juta ton, kemudian tahun 2014 naik rata-rata 5% per tahun menjadi 152 juta ton.
Sumber : GAPKI