Dalam satu dekade, dari tahun 1980 ke 1990, konsumsi minyak nabati naik dari sekitar 3 juta ton menjadi 5 juta ton lebih, dengan growth 7,1% per tahun. Sumber utama minyak nabati tetap didominasi oleh minyak kedele (61,1%), sedangkan peran minyak sawit semakin meningkat dari pangsa 6,7% pada tahun 1980 menjadi 16,5 pada tahun 1990, dan selebihnya adalah minyak bunga matahari (16,9%) dan rapeseed oil (5,5%). Tahun 2000 konsumsi naik menjadi 7,5 juta ton, dengan growth 4,7% per tahun. Dalam dekade 2000-2010, konsumsi minyak nabati di kawasan Eropa Timur bertumbuh pesat,yakni 8,8% per tahun, dan 2010 konsumsi minyak nabati telah mencapai 14,2 juta ton, kemudian tahun 2014 naik rata-rata 3,7% per tahun menjadi 16.317 juta ton.
Tahun 2014, diperoleh gambaran umum bahwa konsumsi utama minyak nabati di kawasan Eropa Timur adalah sunflower oil (82,8%). Hal ini berbeda dengan Uni Eropa dan Eropa Barat. Rapeseed oil berada pada urutan kedua dengan porsi 11,8% dan minyak kedele 5,4%. Secara umum, sumber utama konsusmsi minyak nabati di Eropa Timur adalah sunflower oil dan rapeseed oil.
Asia Tengah. Konsumen utama minyak nabati di kawasan Asia Tengah adalah minyak sawit, dan sunflower oil berada pada urutan ke dua. Minyak sawit memiliki proporsi yang dominan sepanjang kurun waktu 2000 sampai dengan 2014. Pada tahun 1990, sunflower oil memiliki pangsa konsumsi sebesar 97,3% dan belum mengkomsumsi miyak sawit. Sejak tahun 2000 peran minyak sawit meningkat cepat dan mencapai pangsa konsumsi 68,5% dan pangsa sunflower oil merosot tajam menjadi 29,2%. Perkembangan selanjutnya tetap didominasi minyak sawit, dan didukung sunflower oil, rapeseed oil dan soybean oil.
Sumber : GAPKI