Analisis perkembangan historis konversi kawasan hutan menjadi kawasan non hutan dikaitkan dengan perkembangan luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia menujukan fakta bahwa ekspansi kebun sawit bukan pemicu (driver) utama konversi kawasan hutan menjadi kawasan non hutan.
Kebun Kelapa Sawit Dalam Perubahan Lahan di Indonesia (Hanibal, 1950; Gunarso et.al. 2012; Kementerian Kehutanan)
Uraian | 1950 | 1985 | 2000 | 2014 |
Luas Hutan Indonesia (Juta Ha) | 162,3 | 119,7 | 103,3 | 88 |
Kawasan Non Hutan (Juata Ha) | 25,5 | 68,1 | 84,4 | 99,6 |
Kebun Sawit (Juta Ha) | – | 0,597 | 4,2 | 10,8 |
*Luas Dataran Indonesia = 187,8 Juta Hektar
Pada tahun 1950 luas hutan di Indonesia adalah 162,3 juta ha. Pada kurun waktu 1950-1985 luas konversi kawasan hutan menjadi kawasan non hutan mencapai 68,1 juta ha, sementara perluasan kebun sawit pada priode yang sama hanya sekitar 0,9 persen. Kemudian akumulasi konversi kawasan hutan menjadi kawasan non hutan sampai tahun 2000 menjadi 84,4 juta ha, sehingga luas hutan menurun menjadi 103,3 juta ha. Dari total konversi tersebut, luas perkebunan kelapa sawit secara akumulatif baru mencapai 4,2 juta hektar.
Dengan kata lain selama kurun waktu 1950-2014, konversi kawasan hutan menjadi kawasan non hutan di Indonesia secara akumulasi sebesar 99,6 juta ha. Sedangkan akumulasi luas perkebunan kelapa sawit Indonesia pada priode yang sama hanyalah 10,8 juta ha. Data ini menunjukan bahwa dari 99,6 juta hektar konversi kawasan hutan menjadi kawasan non hutan, ekspansi perkebunan kelap[a sawit Indonesia relatif kecil yakni 10,8 persen. Dengan demikian ekspansi perkebunan kelapa sawit bukanlah pemicu utama konversi kawasan hutan menjadi kawasan non hutan (deforestasi) di Indonesia.
Sumber: Mitos vs Fakta, PASPI 2017