JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Kalangan pelaku industri mengapresiasi sikap resmi Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta Uni Eropa menghentikan perlakuan diskriminatif kepada sawit. Pernyataan ini diucapkan Presiden di KTT kemitraan ASEAN-Uni Eropa di Filipina, Selasa (14/11/2017).
Joko Supriyono, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengapresiasi pernyataan Presiden Jokowi yang mendukung industri sawit di forum internasional. Dukungan ini diberikan oleh Presiden Jokowi karena paham kontribusi sawit sebagai penyumbang devisa nomor satu di Indonesia.
“Presiden sangat paham bahwa Indonesia mengandalkan devisa dari sawit,” kata Joko Supriyono dalam layanan pesan WhatsApp, Selasa (14/11/2017).
Yang sekarang terjadi, disebutkan Joko Supriyono, kelapa sawit menghadapi berbagai hambatan perdagangan dan diskriminasi perdagangan di Eropa dan Amerika Serikat yang bertentangan dengan prinsip WTO.
” Untuk itu, sangatlah tepat apabila Presiden (Jokowi) meminta praktek unfair trade segera dihentikan,”tambah Joko Supriyono yang juga alumni Universitas Gajah Mada Fakultas Pertanian ini.
Menurut Joko Supriyono, kelapa sawit memberikan dampak multiplier effect yang sangat signifikan di dalam negeri melalui pemerataan pertumbuhan ekonomi di daerah terpencil sehingga mengurangi kemiskinan.
Dalam berbagai penelitian yang bersumber dari buku PASPI: mitos vs fakta sawit disebutkan Susila dan Munadi (2008) maupun Joni et al (2012) menunjukan bahwa peningkatan produksi minyak sawit nasional mengurangi kemiskinan. Goenadi (2008) mengemukakan bahwa lebih dari 6 juta orang yang terlibat dalam perkebunan kelapa sawit Indonesia keluar dari kemiskinan.