JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Laboratorium Analitik R&D PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk menerima sertifikat akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional. Sertifikat akreditasi ini memberikan pengakuan terhadap mutu dan akurasi data pengujian laboratorium.
“Akreditasi laboratorium ini upaya kami menuju visi sebagai world class plantation company. Di industri sawit, perusahaan sudah punya sertifikat juga seperti ISO, ISPO, dan RSPO supaya dunia bisa terima,”kata Vallauthan Subraminam, Direktur Utama PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk dalam acara Penyerahan Sertifikat Akreditasi Laboratorium Analitik R&D, pada Selasa (24/1) di Jakarta.
Valluathan menjelaskan laboratorium ini dibutuhkan untuk memberikan hasil analitika yang tepat dan maksimal kepada perkebunan sawit perusahaan. Itu sebabnya, lokasi laboratorium ini berada di kebun bukan di tengah perkotaan. Selain itu, laboratorium riset ini menunjang visi produktivitas sawit perusahaan sebesar 35 ton per hektare per tahun.
“Laboratorium juga mendukung perusahaan untuk mengatasi yield gap di kebun. Alhasil produktivitas akan lebih tinggi,” jelasnya.
Sjafrul Latif, Head of R&D PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk, menyebutkan pemberian akreditasi memberikan keuntungan kepada laboratorium PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. Salah satunya laboratorium ini dapat berperan sebagai laboratorium penguji. Inisiasi pembangunan laboratorium ini mulai berjalan pada 2009 untuk menopang kebutuhan riset kebun. Secara bertahap mulai beroperasi pada 2013.
“Semenjak awal memang akreditasi laboratorium telah menjadi tujuan utama kami. Akreditasi membuat hasil laboratorium kami dapat dipercaya dan diakui pelaku industri,”ujar Sjafrul Latif yang pernah berkarir sebagai peneliti di Pusat Penelitian Kelapa Sawit.
Kukuh S.Achmad, Sekretaris Jenderal Komisi Akreditasi Nasional (KAN), mengapresiasi komitmen Sawit Sumbermas Sarana untuk mendapatkan akreditasi sebagai laboratorium penguji. Akreditasi Laboratorium Analitik PT SSMS Tbk bernomor LP-1056.
Total laboratorium yang menyandang sertifikat akreditasi mencapai 1.600 laboratorium di Indonesia termasuk laboratorium inspeksi, laboratorium kalibarasi, dan penguji. Dari jumlah tadi, tercatat sudah ada 1.060 laboratorium yang berstatus penguji. “Status akreditasi ini berlaku selama empat tahun. KAN akan mengawasi pelaksanaan sertifikat ini setahun sekali,” ujarnya.
Tidak hanya kebutuhan internal, laboratorium analitik PT SSMS Tbk bisa melayani kebutuhan riset pihak eksternal. Menurut Valluathan, laboratorium analitik yang dimiliki perusahaan masih kurang di wilayah Kalimantan. Sebelumnya, kebutuhan riset laboratorium perusahaan kerapkali dikirim ke laboratorium di Sumatera. Tetapi dua sampai tiga tahun belakangan ini kebutuhan riset sudah dapat dipenuhi dari laboratorium perusahaan.
“Makanya ini peluang memberikan pelayanan kepada pihak lain di Kalimantan. Kalau sebelumnya fasilitas laboratorium dipandang cost center tetapi ke depan berpeluang sebagai profit center,” pungkas Vallauthan.