AKPY-Stiper menjalankan kegiatan pembinaan mental, fisik disiplin dan kenal kebun bagi mahasiswa baru. Menjalankan protokol Kesehatan yang ketat.
Setelah resmi diterima sebagai mahasiswa Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY-Stiper). Mahasiswa baru wajib mengikuti kegiatan Pembinaan Mental Fisik Disiplin atau Bintalfisdis. Sejumlah 252 mahasiswa baru diwajibkan mengikuti kegiatan Bintalfisdis sebelum menjalan proses pembelajaran di kampusnya.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, kegiatan Bintalfisdis tahun ini dijalankan dengan protokol kesehatan yang ketat yaitu Memakai Masker, Mencuci Tangan dan Menjaga Jarak. Dan, kegiatan Bintalfisdis digabungkan dengan kegiatan pengenalan Kebun, bagi mahasiswa Diploma I program Beasiswa Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Kegiatan ini dibagi menjadi dua tahap, selama 14 hari. Tahap pertama diikuti 130 mahasiswa sudah berjalan pada 7 – 21 November 2020 dan tahap kedua diikuti 122 mahasiswa dilaksanakan pada 24 Nov – 7 Desember 2020, di Kebun Pendidikan dan Pelatihan (KP2), Ungaran Semarang, kebun milik Yayasan Pendidikan Kader Perkebunan Yogyakarta (YPKPY), yayasan yang menaungi AKPY-Stiper.
Berbagai kegiatan untuk pembinaan mental, fisik, displin diinstruksi langsung oleh pihak Paskhas TNI AU Yogyakarta. Sementara untuk pengenalan kebun dikemas dengan menarik menghadirkan praktisi kebun yang berpengalaman. Dan, kegiatan outbound juga diadakan yang dikemas dalam bentuk permainan yang efektif menggabungkan intelegensia, fisik dan mental.
“Mengingat masih dalam masa pandemi Covid-19,di tahun ini kegiatan Bintalfisdis dan Kenal Kebun dijalankan sesuai dengan protokol kesehatan yang ketat. Semua yang terlibat dalam kegiatan Bintalfidis dan Kenal Kebun, baik peserta (mahasiswa), panitia dan pemateri diwajibkan mengenakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak,” ujar Direktur AKPY-Stiper, Ir. Sri Gunawan, MP, saat memberikan sambutan, pada Sabtu (7 November 2020).
Selanjutnya, Sri Gunawan mengatakan Bintalfisdis dan Kenal Kebun dijalankan dengan dilakukan sekaligus untuk karantina mandiri mahasiswa baru sebelum menjalankan pembelajaran di kampus dan tinggal di tempat kos di Yogyakarta.
“Selama 14 hari, mahasiswa akan mengikuti Bintalfisdis dan Kenal Kebun untuk melatih mental, kedisplinan serta keseriusan dalam menjalankan perkuliahan selama satu tahun ke depan. Dan, yang tak kalah penting kegiatan ini untuk mempersiapkan calon pekerja yang nantinya akan bekerja di remote area, di perkebunan rakyat atau perkebunan besar. Dan, siap untuk mengembangkan perkelapasawitan Indonesia,” kata Sri Gunawan.
“Harapan kami, setelah kegiatan Bintalfisdis dan Kenal Kebun mahasiswa dapat mengikuti perkuliahan dengan baik tanpa ada kendala kesehatan,” imbuh Pak Gun, sapaan akrab Sri Gunawan.
Sementara itu, Dr.Ir. Purwadi selaku pendiri AKPY-STiper mengatakan kegiatan Bintalfisdis dan kenal Kebun bagi mahasiswa baru yang diselenggarakan sebagai bentuk karantika mandiri. “Kegiatan ini bertujuan untuk mempersiapkan fisik dan kesehatan mahasiswa sebelum melaksanakan pembelajaan di kampus,” jelasnya, saat ditemui usai pembukaan acara Kegiatan Bintafisdis dan Kenal Kebun di Ungaran, Semarang.
Lebih lanjut, Purwadi menegaskan kegiatan Bintalfisdis dan kenal kebun sekaligus karantina mandiri bagi mahasiswa baru yang datang dari berbagai provinsi di Indonesia. Kegiatan ini untuk menyikapi kondisi pandemi Covid-19 yang tidak tahu kapan akan berakhir dan belum ada yang bisa memprediksinya.
“Bintafisdis dan kenal kebun untuk membentuk budaya kebun sesuai dengan standar budaya kebun yang telah diterapkan di perkebunan, baik perkebunan rakyat maupun perkebunan besar. Mahasiswa baru yang datang dari berbagai daerah membawa budaya yang berbeda satu sama lain. Maka perlu ada standar budaya untuk mempersiapkan mereka ketika nantinya bekerja di kebun,” lanjutnya.
Pada kesempatan itu, Mayjen TNI (Purn) Erro Kusnara selaku perwakilan Kantor Staf Presiden juga menyampaikan bangga melihat mahasiswa baru yang tengah mengikuti kegiatan pembinaan mental dan fisik. Nantinya menjadi generasi petani sawit Indonesia yang bertanggung jawab untuk mengembangkan sawit Indonesia sebagai komoditas unggulan nasional. “Di masa krisis ekonomi yang disebabkan covid-19, hanya sektor sawit yang mampu bertahan dan berkontribusi pada devisa negara,” ucapnya.
Erro menambahkan bahwa mahasiswa sangat beruntung karena bisa melanjutkan pendidikan tinggi dari program beasiswa. “Manfaatkan kesempatan yang ada, kesempatan tidak akan datang dua kali. Kalian menjadi orang yang beruntung dapat melanjutkan pendidikan dibiayai oleh negara,” ujarnya, saat memberikan motivasi.
(Selengkapnya dapat di baca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 109)