Tahun 1998 terjadi kelainan cuaca yang disebut El Nino yang membuat keaadan lebih buruk lagi. Akibat menurunnya suhu air laut, pembentukan awan menjadi berkurang. Karena awan berkurang dari yang biasannya, curah hujan juga menurun bahkan terjadi kekeringan selama beberapa bulan. Keadaan yang kering itu membuat setiap kebakaran, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja, cepat meluas kedaerah sekitarnya.
Ratusan titik api dipulau Sumatera dan Kalimantan terpantau melalui satelit. Pemerintah Indonesia sangat aktif mencari penyebab kebakaran dan berupaya keras mengatasinya. Negara-negara tetanga, seperti Malaysia dan Singapura, bahkan sudah mengalami alami gangguan asap dan mereka mulai mengeluh melalui media massa. Keadaan terus memburuk sehingga kota Kuala Lumpur di Malaysia dan juga Singapura mulai terganggu kegiatannya oleh asap yang mereka sebut haze and smoke yang berarti asap dan fog yang berarti kabut. Gangguan juga terjadi pada industri pariwisata.
Banyak LSM menuding perkebunan kelapa sawit penyebabnya. Berita disurat kabar tentang kebakaran yang melanda areal perkebunan karena cuaca yang kering itu pun mulai marak. Kerugian itu agaknya muncul karena banyak kebakaran terjadi disekitar perkebunan, sehingga banyak yang mencurigai kebakaran itu di lakukan oleh pengusaha perkebunan dan petani untuk menambah luas wilayah perkebunan.
Sumber : Derom Bangun