Jakarta, SAWIT INDONESIA – Para praktisi yang tergabung dalam Perkumpulan Praktisi Profesional Perkebunan Indonesia (P3PI) akan berbagi informasi terkait teknologi terbaru, salah satunya untuk meningkatkan rendemen dan menekan lossis. Informasi tersebut akan disampaikan pada gelaran 2nd TPOMI 2024 (Techonology and Talent Palm Oil Indonesian), yang diadakan P3PI dan Media Perkebunan, dijadwalkan pada Juli mendatang di Bandung.
Hal tersebut diungkap pada diskusi dan konferensi pers 2nd TPOMI 2024 dengan tema “Updating Techonology Palm Oil Mill Indonesia” pada Sabtu (1 Juni 2024), yang diadakan secara hybrid di Jakarta.
Ketua Bidang Pabrik Kelapa Sawit P3PI, Posma Sinurat, mengatakan pihaknya akan menawarkan pengetahuan teknis yang dilengkapi dengan pengetahuan strategis sehingga dapat bermanfaat bagi kemajuan perusahaan.
“Sehingga penting dan harus dihadiri oleh para pelaku usaha di industri sawit karena menyediakan pengetahuan terbaru mengenai teknologi pengelolaan sawit. Pelaku industri sawit perlu mengetahui perkembangan terbaru teknologi. TPOMI merupakan tempat yang cocok bagi Anda para pelaku usaha dan top management untuk meningkatkan pengetahuan up to date mengenai teknologi pengelolaan sawit,” ujarnya.
“Saat ini produk luar negeri sangat gencar melakukan penetrasi pasar ke Indonesia, sehingga ini menjadi salah satu faktor produk dalam negeri kurang berkembang. Kami siap sosialisasikan produk dalam negeri bekerja sama selama produk itu mampu bersaing dari sisi kualitas dan harga,” tambah Posman.
Terkiat dengan gelaran 2nd TPOMI, Dr. Tatang Hernas S., akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), menyatakan pihaknya mendukung ajang TPOMI yang merupakan ajang untuk memperkenalkan ide-ide terbaru pada teknologi sawit yang mendukung keberlanjutan industri sawit dan membangun perekonomian Indonesia.
“Harapannya industri sawit tidak hanya menghasilkan produk minyak nabati, namun juga dapat mengelola biomassa sawit dan minyak lemak untuk menghasilkan aneka produk pangan, industri oil kimia, maupun produk bahan bakar untuk energi,” ucapnya, yang hadir secara virtual.
“Saya sangat mendukung acara TPOMI karena pohon sawit merupakan penghasil minyak nabati terbesar di dunia dan indonesia merupakan penghasil terbesar. TPOMI merupakan ajang untuk memperkenalkan sawit dapat diandalkan untuk membangun perekonomian tetapi juga teknologi untuk mengolah biomassa sawit dan minyak lemak menjadi aneka produk pangan, industri oleokimia, maupun produk bahan bakar untuk energi,” kata Tatang.
Sementara itu, Saiful Bahri, Direktur LAT Trisakti yang hadir menjadi salah satu pembicara pada diskusi dan konferensi pers 2nd TPOMI mengatakan, pihaknya akan menghadirkan penggunaan teknologi AI dan IOT pada industri sawit.
“Inovasi teknologi dengan menggabungkan Internet of Think (IOT) dan Artificial Intelegent (AI) sangat dapat membantu pekerjaan di pabrik sawit. Gabungan kedua teknologi ini akan menghemat berbagai biaya operasional dan menaikkan hasil rendemen hingga 1%,” katanya.
“Kami menyediakan mesin grading yang terintergrasi dengan IOT dan AI. Adanya teknologi ini dapat menghemat biaya transportasi, menghemat bongkar muat, menaikkan hasil rendemen hingga 1%,” jelas Saiful.