JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Kelompok petani swadaya Sapta Tunggal Mandiri (STM), di Sumatera Selatan meraih sertifikat RSPO. Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) STM menerima sertifikat Roundtable of Sustainable Palm Oil (RSPO) untuk lahan seluas 5.500 hektar pada 16 Juni 2016 yang diserahkan secara resmi oleh RSPO.
Dengan luas lahan sebesar 5.500 hektar, STM menjadi kelompok petani swadaya terbesar yang menerima sertifikat RSPO. Jumlah anggotanya sebanyak 2.700 petani.
MP Tumanggor, Komisaris Wilmar menyatakan upaya untuk mendukung petani sawit mandiri dan memastikan kesadaran mereka terhadap industri kelapa sawit yang berkelanjutan merupakan tantangan tersendiri.
Amin Rohmad, Manajer Kelompok Tani STM mengungkapkan bahwa selain membanggakan, prestasi yang diraih STM juga merupakan kontribusi petani swadaya di Sumatera Selatan dalam mendukung praktik berkelanjutan di perkebunan sawit. โ
Sertifikat RSPO ini, mampu memproduksi TBS secara berkelanjutan tak hanya meningkatkan taraf hidup kami melainkan turut membantu menghubungkan produksi petani swadaya dengan pasar sawit global yang menuntut aspek berkelanjutan. Upaya ini juga sekaligus menunjukan bahwa sebagai petani swadaya kami memenuhi standar internasional,โ kata Amin dalam rilis yang diterima sawitindonesia.com.
Setelah mendapatkan sertifikat RSPO, setiap tahunnya diperkirakan STM akan menyumbang 92 ribu ton TBS yang bersertifikat. Gapoktan STM berasal dari tujuh kelompok tani di Sumatera Selatan, yang empat kelompok tani anggotanya merupakan mantan petani plasma.
Dalam proses mendapatkan sertifikat RSPO, Gapoktan STM mendapatkan dukungan dari PT Tania Selatan, anak perusahaan Wilmar International, dan bantuan keuangan dari skema RSPO Smallholder Support Fund (RSSF).
Chief Sustainability Officer Wilmar Jeremey Goon juga turut menyatakan meskipun banyak mendapatkan tantangan dalam membantu STM, hasil yang diraih mampu memberikan kepercayaan diri dan dampak yang baik bagi petani swadaya lain di seluruh Indonesia.
Julia Majail, Smallholder Programme Manager of RSPO menambahkan capaian dari STM merupakan salah satu tonggak penting kontribusi petani swadaya dalam pasar sawit global. Sebab menurutnya hampir 40 persen pasokan CPO global berasal dari petani.
“Melalui penyerahan sertifikat RSPO kepada STM, kita bisa melihat bagaimana mantan petani plasma berani memisahkan diri dengan kebun intinya hingga akhirnya berhasil mendapatkan sertifikat RSPO. Upaya ini tentu harus terus didukung oleh perusahaan, LSM, dan pemerintah agar para petani swadaya mampu mendapatkan sertifikat RSPO,โ jelas Julia.
Hingga saat ini RSPO mencatat telah membantu 113.673 petani swadaya untuk meraih sertifikat RSPO melalui skema RSSF. Sekaligus membantu memfasilitasi kerjasama antara petani swadaya, LSM, dan perusahaan. Dengan penambahan STM, saat ini luas lahan petani pemegang sertifikat RSPO mencapai luas 263.371 hektar. (ANGGAR SEPTIADI)
Sumber foto: istimewa